Email

Front Office

Fax


Baca Artikel

TIPS MENJAGA KESEIMBANGAN CAIRAN PADA PASIEN CUCI DARAH

Selasa, 1 Agustus 2023 9:41 Wita Penulis : Ns. Restu Karisna Putra, S.Kep 9 bulan yang lalu
0 4091 4091
Share :

Gagal ginjal kronis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang perlu mendapat perhatian karena telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan prevalensinya terus meningkat. Bagaimana tidak, Gagal ginjal kronis meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut disertai dengan kejadian penyakit degeneratif seperti Hipertensi dan Diabetes melitus. Dari total kasus penyakit gagal ginjal kronis sebanyak 65% disebabkan oleh penyakit diabetes dan hipertensi. Selain sulit disembuhkan dan memiliki komplikasi yang mengancam jiwa, biaya perawatan dan pengobatan untuk penyakit ini pun relatif mahal. Data BPJS kesehatan tahun 2019 mencatat gagal ginjal kronis menempati posisi keempat dari delapan jenis penyakit katastropik (penyakit yang biaya pengobatannya tinggi dan memiliki komplikasi yang dapat mengancam jiwa). Data BPJS 2019 menyebut posisi pertama ialah penyakit jantung (13 juta kasus), berikutnya berturut turut kanker (2,5 juta kasus), stroke (2,3 juta kasus) dan gagal ginjal kronis (1,8 juta kasus). Angka kejadian gagal ginjal kronis di Indonesia berdasarkan data dari Riskesdas (2018) sebesar 0,38% dari jumlah penduduk Indonesia 252.124.458 jiwa yang artinya terdapat 713.783 jiwa yang menderita gagal ginjal kronis (Riskesdas, 2018).

Data registrasi di Instalasi Hemodialisis RSUD Kota Mataram pada tahun 2022 mencatat ada total 1640 pasien gagal ginjal kronis yang rutin menjalankan cuci darah. Pasien gagal ginjal kronis pada tahap akhir akan memerlukan cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal supaya terhindar dari beragam komplikasi dan membahayakan jiwa. Cuci darah atau Hemodialisis adalah sebuah usaha/tindakan membersihkan darah dari bahan bahan beracun yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dari dalam tubuh (Suwitra,2016). Tujuan dari cuci darah atau hemodialisis yaitu mengambil zat- zat  yang bersifat racun dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Isroin,2016). Pada terapi ini, darah akan dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh. Rata-rata penderita menjalani terapi ini yaitu dua kali sampai tiga kali seminggu dengan waktu empat sampai lima jam tiap sekali tindakan terapi.

Salah satu masalah yang sering dialami pasien gagal ginjal kronis dengan hemodialisis adalah terjadinya kenaikan berat badan diantara dua sesi hemodialisis atau dikenal dengan istilah IDWG (Interdialytic Weight Gains). Peningkatan IDWG dapat disebabkan berbagai faktor internal salah satunya jumlah intake cairan. Kenaikan berat badan yang dianggap normal adalah tidak boleh melebihi 5 persen dari berat badan kering (berat badan yang paling dirasakan nyaman oleh pasien). Pasien yang tidak dapat mengontrol jumlah intake cairan yang masuk ketubuh tentu saja akan mempengaruhi IDWG (Sepdianto, 2017). Oleh sebab itu salah satu langkah yang bisa dilakukan bagi pasien adalah dengan menjaga keseimbangan cairan dengan menerapkan manajemen cairan.

 

Edukasi Pasien HD dan Keluarga tentang manajemen cairan pada pasien HD

Manajemen cairan adalah cara membuat keseimbangan antara air yang masuk dan air yang keluar. Air baik berupa air minum atau pun sajian lain (kuah, sop, juice, kopi, susu, dsb) sangat dibatasi untuk pasien cuci darah karena dapat mengakibatkan bengkak, meningkatkan tekanan darah, dan sesak nafas akibat sembab paru. Air yang keluar bisa berupa urin/kencing, air bersama kotoran, air keringat dan pernafasan. Air yang keluar berupa keringat dan melalui pernafasan disebut juga air keluar yang tanpa disadari (insensible water loss). Insensible Water Loss (IWL) diperkirakan jumlahnya 10 ml/kg/BB/hari sehingga bagi pasien yang mempunyai berat badan misalnya 60 kg maka air yang keluar tanpa disadari tersebut jumlahnya adalah IWL = 10 ml x 60 kg = 600 ml/hari. Oleh karena itu, supaya ada keseimbangan antara air yang masuk dan air yang keluar, maka asupan air bagi pasien tersebut adalah : Jumlah kencing + 600ml/hari,  Jika jumlah kencing 400 ml/hari dengan berat badan 60kg, maka asupan air yang diperbolehkan adalah 400 ml/hari + 600 ml/hari = 1000ml/hari. Kalau dipakai ukuran gelas (1 gelas =250 ml) maka asupan air yang boleh dikonsumsi 1000: 250= 4 gelas/hari.

Lalu bagaimanakah tips dan trik mengurangi asupan air, berikut ada beberapa cara untuk mengurangi asupan air menurut Suwitra (2016) yaitu:

  • Jangan makan makanan yang mengakibatkan haus, seperti kerupuk, kacang kacangan, kue kering, dsb
  • Hindari aktifitas berlebihan saat panas
  • Bila rasa haus tak tertahankan, basahi bibir dengan air dingin, kumur kumur, atau masukkan potongan kecil es batu dalam mulut
  • Siapkan air minum sejumlah yang telah ditetapkan (misal 5 gelas) pada botol atau tempat apa saja kemudian habiskan jumlah tersebut mulai saat baru bangun pagi sampai menjelang tidur malam pada hari yang sama.

Nah dengan membaca penjelasan diatas, sudah faham bukan bahwa menjaga keseimbangan cairan pada pasien cuci darah sangat penting. Selain itu pasien juga diharapkan untuk rutin memeriksakan status kesehatannya ke dokter serta melakukan cuci darah sesuai anjuran. RSUD Kota Mataram selalu berikhtiar untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Jenis layanan yang diberikan untuk pasien gagal ginjal kronis dengan cuci darah adalah layanan Poli Dalam Ginjal dan Hipertensi serta layanan Hemodialisis yang dimulai dari jam 07.00 -22.00 WITA dan on call 24 jam untuk pasien dengan kondisi gawat darurat.


 


Penulis : Ns. Restu Karisna Putra, S.Kep

Berikan Komentar


Artikel Terbaru

STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RSUD KOTA MATARAM
Penulis : HUMAS RSUD KOTA MATARAM
TIPS MENJAGA KESEIMBANGAN CAIRAN PADA PASIEN CUCI DARAH
Penulis : Ns. Restu Karisna Putra, S.Kep

Artikel Terpopuler

MENGENAL LEBIH DEKAT TERAPI CUCI DARAH / HEMODIALISA (HD)
Penulis : Ns. Relina Andri Rahayu.,S.Kep.

SIMRS RSUD Kota Mataram

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor 82 Tahun 2013 dijelaskan bahwa Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.



Saran

Whatsapp

Location

Alamat

Jl. Bung Karno No. 3 Pagutan Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat

(0370) 640774

rsud_mataram@yahoo.com

Saran Dan Masukan Anda

© simrs#administrator#RSUDKotaMataram  All Rights Reserved. Edited by FHDEV