Email

Front Office

Fax


Baca Artikel

MENGENAL TEKNIK GUIDED IMAGERY; PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI

Sabtu, 15 Juli 2023 9:35 Wita Penulis : Jannah Raudatul 9 bulan yang lalu
0 5989 5989
Share :

 

TEKNIK GUIDED IMAGERY

PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI

 

Operasi merupakan suatu tindakan pembedahan. Pre operasi dapat memicu kecemasan dan stress, bahkan ketika prosedur yang dilakukan masih tergolong operasi minor. Secara psikologis dan fisiologis tingkat kecemasan pasien pre operasi dapat ditandai dengan rasa gelisah, tegang, naiknya tekanan darah dan meningkatnya detak jantung. Pada periode pre operatif pasien akan membutuhkan persiapan terutama berkaitan dengan tubuhnya, dimana hal tersebut menjadi faktor stresor sehingga respon kecemasan yang timbul berlebihan dan berdampak pada proses penyembuhan (Lewis, 2011).

Macam-macam Kecemasan Pra Operasi

Macam–macam kecemasan menurut Zaviera (2016), diantaranya yaitu:

a. Kecemasan obyektif (Realistics) ialah jenis kecemasan yang berorientasi pada aspek bahaya–bahaya dari luar seperti misalnya melihat atau mendengar sesuatu yang dapat berakibat buruk.
 
b. Kecemasan neurosis adalah suatu bentuk jenis kecemasan yang apabila insting pada panca indera tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat dikenakan sanksi hukum. Kecemasan moral adalah jenis kecemasan yang timbul dari perasaan sanubari terhadap perasaan berdosa apabila seseorang melakukan sesuatu yang salah.

Gejala Kecemasan

Menurut Sutejo (2018), tanda dan gejala pasien dengan anxietas/cemas adalah khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang, mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.

Tingkat Kecemasan

Tingkatan kecemasan dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan diantaranya yaitu kecemasan ringan (Mild anxiety), kecemasan sedang (Moderate anxiety) dan kecemasan berat (Severe anxiety) (Soetjiningsih, 2017).

Menurut Hurclock (2013), tingkat kecemasan ringan dihubungkan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang lebih waspada serta meningkatkan ruang persepsinya. Tingkat kecemasan sedang menjadikan seseorang untuk terfokus pada hal yang dirasakan penting dengan mengesampingkan aspek hal yang lain, sehingga seseorang masuk dalam kondisi perhatian yang selektif tetapi tetap dapat melakukan suatu hal tertentu dengan lebih terarah. Tingkatan kecemasan berat dapat menyebabkan seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terperinci, spesifik serta tidak dapat berpikir tentang perihal lain serta akan memerlukan banyak pengarahan agar dapat memusatkan perhatian pada suatu objek yang lain.

Guided Imagery

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010). Guided imagery menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi bersifat individu dimana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing. Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini juga menggunakan indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter & Perry, 2009). Guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000). Guided imagery merupakan satu teknik terapi tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengajak pasien berimajinasi membayangkan sesuatu yang indah dan tempat yang disukai atau pengalihan perhatian terhadap nyeri, yang bisa dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring dengan mata dipejamkan dan memfokuskan perhatian dan berkonsentrasi. Sehingga tubuh menjadi rileks dan nyaman (Ratnasari,2013).

Tujuan Guided Imagery

Tujuan dari menerapkan guided imagery ialah (Mehmet, 2010):

a. Memelihara kesehatan atau mencapai keadaan rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra (visual, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran) sehingga terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
 
b. Mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.
 
c. Mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai stres.
 

Manfaat Guided Imagery

Manfaat dari guided imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk mengatasi kecemasan, stres, dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Novarenta, 2013). Guided imagery telah menjadi terapi standar untuk mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak- anak. Selain itu juga dapat untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural yang menimbulkan nyeri, susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006).

Tahapan-Tahapan Tindakan Guided Imagery:

Guided imagery dimulai dengan memberikan stimulus berupa kata-kata yang baik dengan nada suara yang jelas dan lembut. Meminta responden menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua otot. Gunakan latihan relaksasi progresif sesuai kebutuhan untuk membantu responden mendapatkan efek relaksasi total.

Meminta responden untuk fokus membayangkan tempat yang disukai oleh serta membut dia merasa nyaman. Selanjutnya bantu responden memperinci bayangan yang ada, caranya meminta responden menggunakan semua indranya dalam menjalankan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut, terkadang responden hanya membayangkan bayangan visual. Meminta responden menjalankan perasaan baik fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya, caranya: arahkan responden untuk mengeksplorisasi respon terhadap bayangan karena ini akan memungkinkan responden memodifikasi imajinasinya. Selanjutnya memotivasi subjek untuk mempraktikkan teknik imajinasi.

Penerapan Teknik Guided Imagery Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di sebuah Rumah Sakit dengan judul Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi oleh Zarkasyi 2020 didapatkan data bahwa Hasil uji Wilcoxon signed ranks test dengan spss versi 25 diperoleh n atau jumlah data penelitian sebanyak 31 responden dan nilai p value = 0,000. Maka p Value <α (0.000<0,05), artinya Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian teknik relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Guyton dan Hall (2008), bahwa guided imagery merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori, dengan membayangkan hal-hal yang disukai maka hormon ‘kebahagiaan’ (betaendorfin) akan berproduksi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jon (2013) mengatakan bahwa guided imagery terbukti untuk menurunkan kecemasan karena guided imagery berpengaruh dalam sistem kontrol fisiologi tubuh, memberikan relaksasi dan menghasilkan hormon endorphin untuk membuat tenang. Adapun respon klien saat diberikan relaksasi guided imagery sangat koperatif dan dengan respon tubuh klien sangat tenang, Penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2015) tentang efektifitas teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi, diperoleh hasil ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi dengan (p-value=0,000).

Hasil studi telah membuktikan bahwa Teknik Guided imagery efektif digunakan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.

Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas khususnya warga NTB kunjungi kami di RSUD Kota Mataram. RSUD Kota Mataram akan melayani dengan SMILE (Senyum, Mutu, Inovatif, Lengkap, Efisien). Segera daftar online melalui aplikasi E-reservasi RSUD Kota Mataram yang bisa di download melalui playstore di handphone anda.

Untuk melihat  kegiatan RSUD Kota Mataram bisa mengunjungi instagram kami @rsudkotamataram.

 

 

 



Penulis : Jannah Raudatul

Berikan Komentar


Artikel Terbaru

STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT RSUD KOTA MATARAM
Penulis : HUMAS RSUD KOTA MATARAM
TIPS MENJAGA KESEIMBANGAN CAIRAN PADA PASIEN CUCI DARAH
Penulis : Ns. Restu Karisna Putra, S.Kep

Artikel Terpopuler

MENGENAL LEBIH DEKAT TERAPI CUCI DARAH / HEMODIALISA (HD)
Penulis : Ns. Relina Andri Rahayu.,S.Kep.

SIMRS RSUD Kota Mataram

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor 82 Tahun 2013 dijelaskan bahwa Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Aplikasi penyelenggaraan SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.



Saran

Whatsapp

Location

Alamat

Jl. Bung Karno No. 3 Pagutan Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat

(0370) 640774

rsud_mataram@yahoo.com

Saran Dan Masukan Anda

© simrs#administrator#RSUDKotaMataram  All Rights Reserved. Edited by FHDEV