TEKNIK GUIDED IMAGERY
PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI
Operasi merupakan suatu tindakan pembedahan. Pre operasi dapat memicu kecemasan dan stress, bahkan ketika prosedur yang dilakukan masih tergolong operasi minor. Secara psikologis dan fisiologis tingkat kecemasan pasien pre operasi dapat ditandai dengan rasa gelisah, tegang, naiknya tekanan darah dan meningkatnya detak jantung. Pada periode pre operatif pasien akan membutuhkan persiapan terutama berkaitan dengan tubuhnya, dimana hal tersebut menjadi faktor stresor sehingga respon kecemasan yang timbul berlebihan dan berdampak pada proses penyembuhan (Lewis, 2011).
Macam-macam Kecemasan Pra Operasi
Macam–macam kecemasan menurut Zaviera (2016), diantaranya yaitu:
Gejala Kecemasan
Menurut Sutejo (2018), tanda dan gejala pasien dengan anxietas/cemas adalah khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut, pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang, mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.
Tingkat Kecemasan
Tingkatan kecemasan dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan diantaranya yaitu kecemasan ringan (Mild anxiety), kecemasan sedang (Moderate anxiety) dan kecemasan berat (Severe anxiety) (Soetjiningsih, 2017).
Menurut Hurclock (2013), tingkat kecemasan ringan dihubungkan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang lebih waspada serta meningkatkan ruang persepsinya. Tingkat kecemasan sedang menjadikan seseorang untuk terfokus pada hal yang dirasakan penting dengan mengesampingkan aspek hal yang lain, sehingga seseorang masuk dalam kondisi perhatian yang selektif tetapi tetap dapat melakukan suatu hal tertentu dengan lebih terarah. Tingkatan kecemasan berat dapat menyebabkan seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terperinci, spesifik serta tidak dapat berpikir tentang perihal lain serta akan memerlukan banyak pengarahan agar dapat memusatkan perhatian pada suatu objek yang lain.
Guided Imagery
Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010). Guided imagery menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi bersifat individu dimana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing. Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini juga menggunakan indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter & Perry, 2009). Guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000). Guided imagery merupakan satu teknik terapi tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengajak pasien berimajinasi membayangkan sesuatu yang indah dan tempat yang disukai atau pengalihan perhatian terhadap nyeri, yang bisa dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring dengan mata dipejamkan dan memfokuskan perhatian dan berkonsentrasi. Sehingga tubuh menjadi rileks dan nyaman (Ratnasari,2013).
Tujuan Guided Imagery
Tujuan dari menerapkan guided imagery ialah (Mehmet, 2010):
Manfaat Guided Imagery
Manfaat dari guided imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk mengatasi kecemasan, stres, dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Novarenta, 2013). Guided imagery telah menjadi terapi standar untuk mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak- anak. Selain itu juga dapat untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural yang menimbulkan nyeri, susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006).
Tahapan-Tahapan Tindakan Guided Imagery:
Guided imagery dimulai dengan memberikan stimulus berupa kata-kata yang baik dengan nada suara yang jelas dan lembut. Meminta responden menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua otot. Gunakan latihan relaksasi progresif sesuai kebutuhan untuk membantu responden mendapatkan efek relaksasi total.
Meminta responden untuk fokus membayangkan tempat yang disukai oleh serta membut dia merasa nyaman. Selanjutnya bantu responden memperinci bayangan yang ada, caranya meminta responden menggunakan semua indranya dalam menjalankan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut, terkadang responden hanya membayangkan bayangan visual. Meminta responden menjalankan perasaan baik fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya, caranya: arahkan responden untuk mengeksplorisasi respon terhadap bayangan karena ini akan memungkinkan responden memodifikasi imajinasinya. Selanjutnya memotivasi subjek untuk mempraktikkan teknik imajinasi.
Penerapan Teknik Guided Imagery Dalam Menurunkan Kecemasan Pasien Pre Operasi
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di sebuah Rumah Sakit dengan judul Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi oleh Zarkasyi 2020 didapatkan data bahwa Hasil uji Wilcoxon signed ranks test dengan spss versi 25 diperoleh n atau jumlah data penelitian sebanyak 31 responden dan nilai p value = 0,000. Maka p Value <α (0.000<0,05), artinya Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian teknik relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Guyton dan Hall (2008), bahwa guided imagery merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori, dengan membayangkan hal-hal yang disukai maka hormon ‘kebahagiaan’ (betaendorfin) akan berproduksi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jon (2013) mengatakan bahwa guided imagery terbukti untuk menurunkan kecemasan karena guided imagery berpengaruh dalam sistem kontrol fisiologi tubuh, memberikan relaksasi dan menghasilkan hormon endorphin untuk membuat tenang. Adapun respon klien saat diberikan relaksasi guided imagery sangat koperatif dan dengan respon tubuh klien sangat tenang, Penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2015) tentang efektifitas teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi, diperoleh hasil ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi dengan (p-value=0,000).
Hasil studi telah membuktikan bahwa Teknik Guided imagery efektif digunakan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi.
Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas khususnya warga NTB kunjungi kami di RSUD Kota Mataram. RSUD Kota Mataram akan melayani dengan SMILE (Senyum, Mutu, Inovatif, Lengkap, Efisien). Segera daftar online melalui aplikasi E-reservasi RSUD Kota Mataram yang bisa di download melalui playstore di handphone anda.
Untuk melihat kegiatan RSUD Kota Mataram bisa mengunjungi instagram kami @rsudkotamataram.
Penulis : Jannah Raudatul
Berikan komentar anda ...
"Mau bertanya hal hal yang di perlu di hindari"
Jl. Bung Karno No. 3 Pagutan Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat
(0370) 640774
rsud_mataram@yahoo.com
© #SIMRS #RSUDKotaMataram All Rights Reserved. Edited by SIMRS