KENALI TERAPI DIABETES MELITUS DENGAN HYPERBARIC CHAMBER
Oleh : Yunita Anggi Qurnia Pratami, S.K.M.
Penyakit diabetes melitus telah menjadi tren di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data pada rikesdas tahun 2018 penderita diabetes dari diagnosis dokter pada usia > 15 tahun mengalami peningkatan sebesar 2% dari data sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 1,5%, sementara penderita diabetes dari hasil pemeriksaan gula darah juga meningkat selama lima tahun terakhir menjadi 8,5% dari angka 6,9%. Hal tersebut menjadikan penyakit diabetes melitus perlu mendapat perhatian yang lebih.
Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang menyerang sistem endokrin atau gangguan pada metabolik tubuh manusia yang ditandai dengan angka gula darah puasa melebihi batas normal > 125 mg/dl atau gukosa darah sewaktu > 200 mg/dl. Penyakit ini juga disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Penyebab penyakit Diabetes Melitus
Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Glukosa yang tidak diserap sel tubuh dengan baik akan menumpuk dalam darah. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa penderitanya.
Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus
Ada beberapa jenis diabetes melitus berdasarkan kenaikan gula darah sebagai berikut :
Apa itu Hyperbaric Chamber?
Hyperbaric Chamber adalah metode terapi pengobatan dengan penggunaan 100% oksigen murni di dalam ruangan bertekanan lebih besar dari tekanan atmosfer. Peningkatan tekanan udara di dalam ruangan ini dapat membuat paru-paru pasien menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya sehingga dapat membantu penyembuhan penyakit.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di dalam tabung atau ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara 2–3 kali daripada tekanan udara normal. Pada kondisi ini, pasien dapat menghirup lebih banyak oksigen murni daripada ketika berada di ruangan bertekanan normal.
Terapi oksigen hiperbarik bertujuan untuk membantu tubuh dalam memperbaiki sel-sel yang rusak akibat penyakit tertentu. Pasien dapat direkomendasikan oleh dokter untuk menjalani terapi oksigen hiperbarik selama beberapa kali, tergantung pada penyakit yang diderita pasien.
Manfaat Hyperbaric Chamber Untuk Terapi Diabetes Melitus
Dikutip dari situs http://kih.co.id menjelasakan Pada tahun 2017 dalam IDF (International Diabetes Federation) melaporkan masih meningkatnya epidemi penyakit diabetes melitus. Data yang diaporkan menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 6 di dunia setelah thiongkok. Diabetes merupakan penyakit yang cukup berbahaya. Itulah mengapa pengidap Diabetes harus waspada, karena jika tidak di kontrol dengan baik bisa memicu komplikasi penyakit berbahaya lainnya seperti kerusakan mata, stroke, kerusakan saraf bahkan kerusakan ginjal dan jantung. Sebenarnya salah satu keluhan yang paling banyak dilaporkan pengidap Diabetes adalah luka yang sulit sembuh terutama bagian kaki. Itu sebabnya bagi penderita Diabetes, luka sekecil apapun harus segera ditangani dengan benar karena jika tidak bisa menjadi borok di kaki. Bahkan pada beberapa kasus, kaki pengidap diabetes harus diamputasi.
Terapi oksigen hyperbaric atau disebut juga Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) telah dipromosikan sebagai salah satu alternatif terapi untuk luka borok pada penderita yang mengidap penyakit diabetes melitus. Pada penelitian pertama lebih dari 30 tahun yang lalu para peneliti menganjurkan bahwa manfaat dari HBOT yang ditujukan untuk memperbaiki hipoksia (kekurangan oksigen) pada jaringan luka, meningkatkan aliran darah (perfusi), mengurangi pembengkakan, menurunkan regulasi sitokin radang, mempromosikan proliferasi fibroblas, produksi kolagen, dan pertumbuhan pembuluh darah baru (Angiogenesis) menjadikannya sebagai tambahan yang berguna dalam praktik klinis untuk luka / ulkus penderita diabetes. HBOT juga bermanfaat untuk mengatasi pengobatan yang sulit akibat kasus infeksi jaringan lunak dan tulang . Proses pengobatannya melalui mekanisme yang mencakup membunuh mikroorganisme, memperbaiki fungsi leukosit dan makrofag, dan meningkatkan efek antimikroba. Jika direalisasikan secara klinis, efek efek menguntungkan ini. Meskipun memerlukan teknologi mahal, sangat membantu untuk mengurangi risiko amputasi tungkai bawah pada pasien luka diabetes di kaki (DFU). Dengan demikian, efektivitas klinis HBOT pada ulserasi/perlukaan kaki penderita diabetik merupakan usaha penting.
Beberapa penelitian terkontrol juga secara acak telah menghasilkan berdasarkan hasil dari 4 percobaan bahwa “Hiperbarik secara signifikan mengurangi risiko amputasi besar dan dapat memperbaiki kemungkinan penyembuhan pada 1 tahun.Sebuah tinjauan sistematis dan meta analisis yang lebih baru yang mencakup 10 penelitian menyimpulkan bahwa HBOT mengurangi risiko amputasi (rasio odds 0,24, tujuh penelitian) dan meningkatkan kemungkinan penyembuhan luka (rasio odds 10,0, enam penelitian)”.
Sementara Pada tahun 2008 satu penelitian baru juga memberikan sumbangsihnya terhadap efektifitas dari terapi pengobatan luka borok pada penderita diabetes melitus dari 100 pasien diabetes melitus dan luka/ulkus pada kaki dengan pengobatan selama satu bulan selanjutnya menemukan HBOT dapat menghasilkan tingkat penyembuhan luka yang lebih tinggi secara statistik (sebesar 60% : 0%).
Jika anda ingin melakukan terapi pengobatan dengan metode HBOT (Hyperbaric Oxgen Therapy) di provinsi NTB khususnya di daerah kota mataram sudah tersedia layanan pengobatan Hyperbaric chamber yang berada di RSUD Kota Mataram yang beralamat di Jl. Bungkarno No. 3 Pagutan Kota Mataram.
Jl. Bung Karno No. 3 Pagutan Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat
(0370) 640774
rsud_mataram@yahoo.com
© #SIMRS #RSUDKotaMataram All Rights Reserved. Edited by SIMRS